PEMASANGAN SELANG NASOGASTRIK (NGT)
Pengertian
Melakukan pemasangan dari rongga hidung ke lambung.
Tujuan
• Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair atau padat yang dicairkan.
• Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada di dalam lambung.
• Mengirigasi karena pendarahan/keracunan dalam lambung.
• Mencegah atau menguragi mual dan muntah setelah pembedahan atau trauma.
• Mengambil spesimel pada lambung untuk study laboratorium.
Dilakukan pada:
1. Pasien tidak sadar (koma).
2. Pasien dengan saluran pencernaan atas (stenisis esophagus,tumor mulut/f aring/esophagus,dll).
3. Pasien yang tidak mampu menelan.
4. Pasien pascaoprasi pada mulut/faring/esophagus.
Persiapan alat
Baki berisi:
· Sepasang sarung tangan
· NGT No. 14 atau 16 (untuk anak lebih kecil)
· Jeli
· Sudip lidah
· Senter
· Spuit/alat suntik ukur 50-100 cc
· Plester
· Stetoskop
· Handuk
· Tisu
· Bengkok
· Bak instrument
Prosedur pelaksanaan:
1. Dekatkan alat kesamping klien.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.
3. Cuci tangan
4. Bantu klien pada posisi high Fowler.
Meningkatkan kemampuan klien untuk menelan.
5. Pasang handuk pada dada klien,letakan tisu wajah dalam
jangkauan klien.
jangkauan klien.
Agar tidak mengotori pakaian klien,pemasangan selang dapat menyebabkan keluarnya air mata.
6. Memakai sarung tangan.
7. Untuk menentukan insersi N6T, minta klien untuk rileks
dan bernafas normal dengan menutup satu hidung
kemudian mengulanginya dengan menutup hidung yang lain.
Selang mudah masuk melalui selang hidung yang lebih
paten.
dan bernafas normal dengan menutup satu hidung
kemudian mengulanginya dengan menutup hidung yang lain.
Selang mudah masuk melalui selang hidung yang lebih
paten.
8. Mengukur panjang selang yang akan dimasukan dengan
menggunakan:
menggunakan:
· Metode Tradisional
Ukuran jarak dari puncak hidung ke daun telinga bawah dan ke prosesus xif oideus di sternum.
· Metode hanson
Mual-mual tandai 50 cm pada selang kemudian
lakykan pengukuran dengan metode tradisional.selang yang akan dimasukan pertengahan antara 50 cm dan tanda tradisional.
lakykan pengukuran dengan metode tradisional.selang yang akan dimasukan pertengahan antara 50 cm dan tanda tradisional.
9. Beri tanda pada panjang selang yang sudah diukur
dengan menggunakan plester.
dengan menggunakan plester.
10. Oleskan jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm. Pelumasan menurunkan fliksi antara membrane mukosa dengan selang.
11. Ingatkan klien bahwa selang akan segera dimasukan dan instruksikan klien untuk mengatur posisi kepala ektensi,masukan selang melalui lubang hidung yang telah ditentukan.
Memudahkan masuknya selang melalui hidung dan memelihara agar jalan nafas tetap terbuka.
12. Lanjutkan memasukan selang sepanjang rongga hidung.
Jika terasa agak tertahan, putarlah selang dan jangan dipaksakan untuk dimasukan.
Jika terasa agak tertahan, putarlah selang dan jangan dipaksakan untuk dimasukan.
13. Meminimalkan selang dengan cara memutar dan sedikit menarik,ujung selang akan mudah masuk ke faring. 13.Lanjutkan memasang selang sampai melewati nasofaring.setelah melewati nasofaring (3-4) anjurkan klien untuk menekuk leher dan menelan.
14. Dorong klien untuk menelan dengan memberikan sedikit air minum (jika perlu). Tekankan pentingnya bernafas lewat mulut. Menelan memudahkan lewat selang melalui orofaring.
15. jangan memaksakan selang untuk masuk jika ada hambatan atau klien terdesak , sianosi, entikan mendorong selang.periksa posisi selang di belakang tenggorok dengan menggunakan sudip lidah dan senter. Selang mungkin terlipat, menggulung dioro faring atau masuk ketrakea.
16. Jika telah memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan, anjurkan klien rileks dan bernafas normal. Memberi kenyamanan dan mengurangi kecemasan.
17. Periksa selang dengan:
· Memasang spuit pada ujung NGT,memesang bagian diagfagma stetoskop pada perut di kuadran kiri atas klien (lambung),kemudian suntikan 10>20 cc udara bersamaan dengan ausf ultasi abdomen.
• Mengaspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung.
• Memasukan ujung bagian selang NGT dalam mangkuk yang berisi air.jika terdapat gelembung udara, selang masukan ke dalam paru-paru. jika tidak terdapat gelembung udara, selang masuk ke dalam lambung.
Posisi yang tepat penting untuk di ketahui sebelum memulai memasukan makanan.
18. Alaskan alcohol pada ujung hidung klien dan biarkan
sampai kering.
sampai kering.
Membatu melekatkan plester lebih baik
19. Fiksasi selangh dengan plester dan hidari penekanan pada
hidung.
hidung.
• Potong 10 cm plester,belah menjadi dua sepanjang 5 cm pada salah satu ujungnya.mesang yang tidak dibelah pada batang hidung klien dan silangkan plester pada selang yang keluar pada hidung.
• Tempelkan ujung N6T pada baju klien dengan memasang plester pada ujungnya dan pemitikan pada baju.
20. Evaluasi klien setelah pasang NGT. ...
21. Rapikan alat-alat.
22. Cuci tangan
23. Dokumenkan hasil tindakan pada catatan perawatan.
OKSIGENASI
Pengertian
Memberikan tambahan oksigen pada klien yang membutuhkan.
Tujuan Kanul
· Memberikan oksigen dengan konsentrasi relative rendah saat kebutuhan oksigen minimal.
· Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.
Masker wajah
Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi dan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul.
Tenda wajah
• Memberikan kelembapan tinggi.
• Memberikan oksigen bila masker tidak ditoleransi.
• Memberikan oksigen aliran tinggi saat dihubungkan dengan system venture.
Fokus pengkajian
Tanda-tanda vital, hasil AGD > ( Analisis Gas Darah ), tanda hipoksia (misalnya,takikardi,takipnea, dan dispnea), tanda hiperkarbia (misalnya, hipertensi, sakit kepala, dan kurang istirahat), suara nafas, patensi nares jika nares kanul digunakan), status mental, tanda keracunan oksigen (misalnya iritasi trakea, batuk, dan penurunan ventilasi pulmo ).
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Sebelum memberikan oksigen, cek
1. Instruksi pemberian oksigen, termasuk alat pemberian dan
liter flow rate (L/min).
liter flow rate (L/min).
2. Kadar oksigen (POg) dan karbo dioksida (PCO2) pada daraharteri (PaO2) normal 80-100 mmHg, PCO235-45 mmHg.
3. Apakah klien menderita PPOM ( Penyakit Paru Obstruksi
Menahun).
Menahun).
Persiapan alat
KANUL
• Tabung oksigen dengan f lowmeter
• Humidif er dengan cairan steril , air distilasi atau air matang
sesuai dengan peraturan R5
sesuai dengan peraturan R5
• Nasal kanul dan selang
• Kasa, jika diperlukan
Masker wajah
• Tabung oksigen dengan f lowmeter
• Humidifer dengan cairan
• Masker wajah dengan ukuran yang sesuai
• Karet pengikat
Tanda wajah
• Tabung oksigen dengan f lowmeter
• Humidif er dengan cairan
• Tenda wajah sesuai ukuran
Prosedur pelaksanaan
1. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali) perintah pengobatan.
2. Siapkan klien dan keluarga
· Atur posisi klien semi-fowler jika memungkinkan.
Posisi ini memungkinkan ekspansi dada lebih mudah sehingga lebih memudahkan klien untuk bernafas. • Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya jika petunjuk keamanan diperhatikan dan akan mengurangi ketidak nyamanan akibat dispnea. Informasikan kepada klien dan keluarga tentang petunjuk keamanan yang berhubungan dengan pengguna oksigen.
3. Atur peralatn oksigen dan humidifier.
4. Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi.
· Cek apakah oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang. Seharusnya tidak ada suara pada selang dan sambungkan tidak bocor.
Seharusnya terdapat gelembung udara pada humidifier saat oksigen mengalir lewat air. Perawat merasakan oksigen keluar dari kanul ,
masker, atau tenda.
Seharusnya terdapat gelembung udara pada humidifier saat oksigen mengalir lewat air. Perawat merasakan oksigen keluar dari kanul ,
masker, atau tenda.
· Atur oksigen dengan flowmeter sesuai dengan perintah, misalnya 2-6 L/min
5. Pasang alat pemberian oksigen yang sesuai
Kanul
· Letakan kanul pada wajah pasien, dengan lubang kanul masuk kehidung dan karet pengikat melingkar kepala seperti pada
gambar.Beberapa model yang lain, karet pengikat di tank di bawah dagu.
gambar.Beberapa model yang lain, karet pengikat di tank di bawah dagu.
· Jika kanul ingin tetap berada di tempatnya, plesterkan pada bagian wajah.
· Alasi selang dengan kasa pada karet pengikat pada telinga dan pipi jika di butuhkan.
Masker wajah
· Tempatkan masker kea rah wajah klien dan letakan dari hidung ke bawah.
· Atur masker sesuai dengan bentuk wajah seperti pada gambar. Masker harus menutup wajah sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar
lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.
lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.
· Ikatkan karet pengikat melingkar kepala klien sehingga masker lerasa nyaman.
· Alasi karet di belakang telinga dan diatas tulang yang menonjol. Alas akan mencegah iritasi karena masker.
Tenda masker
Tempatkan tenda pada wajah klien dan ikatkan melingkar pada kepala.
6. Kaji klien secara teratur
Secara umum
· Kaji tingkat kecemasan klien , warna mukosa, dan kemudahan bernafas saat di pasang alat.
· Kaji klien dalam 25-30 menit pertama bergantung pada kondisi klien dan setelah itu ,kaji secara teratur.Kaji tanda-tanda vital, warna, pola nafas,
dan gerakan dada.
dan gerakan dada.
· Klien secara teratur tanda-tanda klinis, seperti hipoksia, takikardi, konfusi, dispnea, kelelahan, dasianosis. Lihat hasil AGD jika memungkinkan
Nasal kanul
Kaji hidung klien jika ada iritasi. Beri cairan lubrikan/pelumas jika dibutuhkan untuk melapisi membra mukosa.
Masker wajah
Inspeksi kulit wajah bila ada basah/goresan dan keringkan, rawat jika perlu.
7. Inspeksi perawatan secara teratur.
• Cek liter flowmeter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit dan saat memberikan perawatan pada kiien.
• Pertahankan tinggi air di humidifier.
• Pastikan petunjuk keamanan di ikuti.
8. Catat data yang revelan pada dokumentasi keperawatan.
Catat terapi dan semua hasil pengkajian keperawatan.
Fokus Evaluasi
Tanda-tanda vital, tanda hipoksia, hiperkarbia, suara nafas bilateral, kadar gas darah, warna kulit, kuku, bibir, telinga, dan membra mukosa pada hidung, mulut, dan faring, toleransi aktivitas tingkat kecemasan.
PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAN
Pengertian
Pemberian obat melalui jaringan atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit.
Tujuan
· Mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain.
· Memperoleh reasi setempat (tes alergi)
· Membatu menegakkan diagnosis (penyuntikan zat kontras ).
· Memberikan zat imunologi.
MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL
Persiapan alat
• Catatan pemberian obat atau kartu obat
• Ampul obat sesuai resep
• Spuit dan jarum yang sesuai
• Jarum steril ekstra jika perlu )
• Kapas alcohol
• Kasa steril
• Baki obat
• Gergaji ampul (jika perlu )
• Label obat
• Baki spuit
• Bengkok
• Sepasang sarung tangan
• Bak instrument
• Korentang + tempat
Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Siapkan alat-alat.
3. Periksa label obat dengan catatan pemberian obat
sesuai dengan prinsip " lima benar".
sesuai dengan prinsip " lima benar".
4. Lakukan perhitungan dosis sesuai kebutuhan.
5. Pegang ampul dan turunkan cairan diatas leher ampul
dengan cara menjentikan jari tangan pada leher ampul
beberapa kali atau dengan cara memutar ampul dengan
tangan searah jarum jam.
dengan cara menjentikan jari tangan pada leher ampul
beberapa kali atau dengan cara memutar ampul dengan
tangan searah jarum jam.
Dengan cara ini, seluruh obat pada ampul akan turun pada bagian bawah dari ampul.
6. Letakan kasa steril diantara ibu jari tangan Anda dengan ampul kemudian patahkan ampul kea rah menjauhi anda dan orang sekitar.
Kasa steril akan melindungi diri anda dari pecahan kaca ampul dan menjaga bagian dalam ampul tetap steril.Atau usapkan kapas alcohol disekitar leher ampul kemudian patahkan leher ampul kearah menjauhi anda dan orang sekitar anda. Jika ampul sulit dipatahkan dengan cara biasa, gunakan gergaji ampul.
7. Buang leher ampul pada tempat khusus.
8. Tempatkan ampul padapermukaan yang datar.
9. Buka penutup jarum spuit kemudian masukan jarum ke dalam ampul tepat dibagian tengah ampul. Mencegah jarum menyentuh bagian tepi dari botol
ampul, mengurangi resiko jarum terkontaminasi.
ampul, mengurangi resiko jarum terkontaminasi.
10. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dengan dosis yang dibutuhkan
11. Keluarkan jarum dari ampul, tutup kembali jarum spuit
dengan teknik yang benar.
dengan teknik yang benar.
12. Jika terdapat gelembung udara pada spuit:
· Pegang spuit secara vertical dengan jarum menghadap keatas.
· Tank pluger kebawah dan jentikan spuit dengan jari.
· Dorong pluger perlahan ke atas untuk mengeluarkan
udara, tetapi jaga agar tidak mengeluarkan larutan.
udara, tetapi jaga agar tidak mengeluarkan larutan.
13. Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit, dibandingkan dengan volume yang di butuhkan.
14. Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat.
15. jika perlu, ganti jarum spuit yang baru jika obat
dapat mengiriyasi kulit.
dapat mengiriyasi kulit.
16. Beri label spuit dengan label obat yang sesuai.
17. Tempatkan souit ( dalam bak spuit ), kapas alcohol, dan kartu obat di atas baki.
18. Buang atau simpan kembali peralatan yang tidak diperlukan.
19. Cuci tangan.
MENYIAPKAN OBAT DARI VIAL
Persiapan alat
• Catatan pemberian obat atau kartu obat
• Vial obat sesuai resep
• Spuit dan jarum yang sesuai
• Jarum steril ekstra
• Kapas alcohol
• Baki obat
• Label obat
• Bak spuit
• Aquabides (jika perlu )
• Bengkok
• Sepasang sarung tangan
Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Siapkan peralatan.
3. Periksa label vial dengan catatan obat atau kartu obat sesuai
prinsip" lima benar".
prinsip" lima benar".
4. Hitung dosis yang diperlukan. Jika perlu, rotasikan cairan
yang ada dalam vial dengan menggunakan tangan agar
tercampur sempurna.
yang ada dalam vial dengan menggunakan tangan agar
tercampur sempurna.
Tidak boleh mengocok larutan dalam vial karena dapat menyebabkan larutan menjadi berbuih.
5. Buka degel pada bagian tutup obat tanpa menyentuh bagian karet.
6. Usap bagian karet tersebut dengan kapas alcohol.
7. Buka tutup jarum.
8. Masukkan udara ke dalam spuit sesuai dengan jumlah obat yang dibutuhkan.
9. dengan hati-hati, masukkan jarum secara tegak lurus tepat ditengah-tengah karet dari vial.
10. Injeksikan udara ke dalam vial, jaga agar ujung jarum spuit berada diatas permukaan cairan obat.
Udara yang dimasukkan ke dalam vial akan mempermudah penarikan cairon ke luar karena tekanan negative tidak akan terjadi di dalam vial. Ujung jarum dijaga di atas permukaan obat untuk menghindari terjadinya gelembung udara pada obat saat udara di masukkan ke dalam vial.
11. Aspirasi sejumlah obat yang diperlukan sesuai dosis dengan menggunakan salah satu metode di bawah ini.
• Pegang vial menghadap ke atas, gerakkan ujung jarum
ke bawah hingga berada pada bagian bawah cairan obat. Kemudian tank pluger hingga spuit terisi cairan obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Hindari penghisapan tetes terakhir dari vial.
ke bawah hingga berada pada bagian bawah cairan obat. Kemudian tank pluger hingga spuit terisi cairan obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Hindari penghisapan tetes terakhir dari vial.
Dengan meletakan vial menghadap ke atas pada saat mengaspirasi obat dab menyisakan sedikit cairan obat, partikel-partikei kecil atau benda asing tidak akan ikut masuk ke dalam spuit.
• Pegang vial menghadap kebawah ( terbalik ), pastikan
ujung jarum berada di bawah cairan obat dan secara bertahap aspirasi cairan obat sesuai dengan dosis yang di butuhkan.
ujung jarum berada di bawah cairan obat dan secara bertahap aspirasi cairan obat sesuai dengan dosis yang di butuhkan.
Mempertahankan ujung jarum berada dibawah cairan obat dan mencegah obat dan mencegah masuk ke dalam spuit.
12. Pegang spuit dan vial setinggi mata.
Memastikan jumlah obat sesuai dengan kebutuhan. Jika terdapat udara pada bagian atas spuit, keluarkan udara yang ada dalam spuit tersebut ke dalam vial.
13. Pada saat volume obat dalam spuit sudah tepat, maka cabut jarum dari vial dan tutup jarum dengan penutup jarum.
14. Jika masih terdapat gelembung udara pada spuit:
• Pegang spuit secara vertical dengan jarum menghadap
ke atas.
ke atas.
• Tank pluger ke bawah dan jentikan spuit dengan jari.
• Dorong pluger perlahan ke atas untuk mengeluarkan
udara, tetapi jaga agar tidak mengeluarkan larutan.
udara, tetapi jaga agar tidak mengeluarkan larutan.
15. Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit,
bandingkan dengan volume yang di butuhkan.
bandingkan dengan volume yang di butuhkan.
16. Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat.
17. Ganti jarum spuit yang baru.
18. Beri label spuit dengan label obat yang sesuai.
19. Tempatkan spuit ( dalam bak spuit),kapas alcohol, dan kartu obat di atas baki.
20. Buang atau simpan kembali peralatan yang tidak perlukan.
21. cuci tangn
ELEKTROKARDIOGRAFI ( EKG )
Pengertian
Setiap denyut jantung adalah hasil dari implus listrik. Atau EK6 adalah suatu displai kerja listrik jantung.
Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya infark miokard atau jenis angina tertentu, disritmia, pembesaran jantung dan penyakit inflamasi jantung. Menilai efek obat-obatan dan mengidentifikasi ketidak keseimbangan elekrolit terutama kalsium dan kalium.
Peralatan
1. Mesin EKG yang berkerja baik dan telah dikalibrasi.
2. Jeli.
3. Kapas alcohol.
4. Kertas menyerap basa atau kasa basah
5. Manset 4 buah
6. Kabel arde
Prosedur pelaksanaan
1. Mencuci tangan.
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan EKG lengkap kepada klien.
3. Menjaga situasi untuk tetap menghargai klien ( ruang tertutup bagian klien yang tidak diperiksa tertutup ).
4. Membersikan area yang akan dipasang elektroda.
5. Menyambungkan mesin EKG ke stop-kontak.
6. Memasang sebuan manset pada setiap ekstremitas.
7. Menyambung kabel elektroda ke manset sesuai warna yang
akan ditentukan atau tanda khusus yang ada.
akan ditentukan atau tanda khusus yang ada.
a. Tanda warna kabel elektroda EKG
b. Merah : tangan kanan
· Kuning : tangan kiri
· Hijau : kaki kri
· Hitam :kaki kanan
8. Meletakan pompa elektroda pada posisi yang ditentukan.
9. Membuat kalibrasi setinggi 1 cm dan rekam irama jantung
dari lead I sampai V6 ( seluruhnya 12 lead ), lalu buat kalibrasi kembali.
dari lead I sampai V6 ( seluruhnya 12 lead ), lalu buat kalibrasi kembali.
10. Merapikan alat-alat dan klien.
11. Mengkaji kembali kondisi klien.
12. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien pada catatnan klien.
Letak pompa elektroda
· VI: Interkostal ke-4 kanan
· V2 : Interkostal ke-4 kiri
· V3 : Interkostal ke-4 dan -5 antara V2-V4
· V4 : Interkostal ke-5 kiri
· V5 : sejajar V4 garis mid-klavikula
· V6 : sejajar V5 garis anterior aksilla
ELEKROKARDIOGRAFI PEMANTAU-KONTINU
Pengertian
Pemantau jantung merupakan suatu alat pemantauan irama jantung yang dapat digunakaan secara terus menerus selama klien dirawat atau selama diperlukan pemantauan.
.
Tujuan
Tidakan ini untuk mengidentifikasi disritmia agar dapat menentukan intervensi dini
Peralatan
1. Kapas alcohol
2. Alat cukur
3. Kertas elektroda basah atau jeli
4. Plester/mikrophore
5. Monitor yang berkerja baik
6. Kabel elektroda lengkap dengan konektor
Prosedur pelaksanaan
1. Mencuci tangn.
2. Menjelaskan tujuan pemasangan monitor jantung kepada
klien dan keluarganya.
klien dan keluarganya.
3. Membersihkan atau cukur area lokasi elektroda didada yang
berambut ( segitiga einthoven ).
berambut ( segitiga einthoven ).
4. Memasang elektroda pada posisi gelombang R tertinggi
setelah elektroda diberi jeli.
setelah elektroda diberi jeli.
5. Mengeset alarem, suara monitor.
6. Merapikan kembali alat-alat.
7. Menilai kembali kondisi klien.
8. Mendokumentasikan prosedur dan respon klien pada catatan
klien.
klien.
PENGHISAPAN LENDIR ( SUCTION )
Pengertian
Penghisapan lender ( suction ) merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan secret atau lender secara mandiri dengan menggunakan alat penghisap.
Tujuan
1. Membersihkan jalan naf as.
2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Alat dan Bahan
1. Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan.
2. Kateter penghisap lendir steril.
3. Pinset steril.
4. sarung tangan steril.
5. dua kom berisi larutan aquades atau NaCI 0,9% dan larutan desinfektan.
6. Kasa steril
7. Kertas tisu
8. Stetoskop.
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan di laksanakan.
2. Cuci tangan .
3. Tempatkan pasien pada posisi telentang dengan kepala miring
kea rah perawat.
kea rah perawat.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Hubungkan kateter penghisap dengan selang alat penghisap.
6. Mesin penghisap dihidupkan.
7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter
penghisap ke dalam kom berisi aquades atau NaCI 0,9% untuk
mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis).
penghisap ke dalam kom berisi aquades atau NaCI 0,9% untuk
mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis).
8. Masukan kateter peenghisap dalam keadaan tidak menghisap.
9. gunakan alat penghisap dengan tekanan 110-150 mmHg untuk
dewasa, 95-110 mmHg untuk anak-anak, dan 50-95 mmHg
untuk bayi ( potter dan Perry, 1995).
dewasa, 95-110 mmHg untuk anak-anak, dan 50-95 mmHg
untuk bayi ( potter dan Perry, 1995).
10. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15 detik.
10. Bilas kateter dengan aquades atau NaCI 0, 9%.
11. Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan berikutnya. Minta pasien untuk bernafas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami distres pernafasan, biarkan istirahat 20-30 detik sebelum melakukan penghisapan berikutnya.
12. Setelah selesai, kaji jumlah,konsistensi, warna, bau secret, dan respon pasien terhadap yang dilakukan.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
|
0 comments:
Post a Comment