Home » » PEMASANGAN SELANG NASOGASTRIK (NGT)

PEMASANGAN SELANG NASOGASTRIK (NGT)


PEMASANGAN SELANG NASOGASTRIK (NGT)

Pengertian
Melakukan pemasangan dari rongga hidung ke lambung.
Tujuan
         Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair atau padat yang dicairkan.
         Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada di dalam lambung.
         Mengirigasi karena pendarahan/keracunan dalam lambung.
         Mencegah  atau  menguragi   mual  dan  muntah  setelah pembedahan atau trauma.
         Mengambil    spesimel    pada    lambung    untuk    study laboratorium.

Dilakukan pada:
1.      Pasien tidak sadar (koma).
2.      Pasien dengan saluran pencernaan atas (stenisis esophagus,tumor mulut/f aring/esophagus,dll).
3.      Pasien yang tidak mampu menelan.
4.      Pasien pascaoprasi pada mulut/faring/esophagus.
Persiapan alat
Baki berisi:
·       Sepasang sarung tangan
·       NGT No. 14 atau 16 (untuk anak lebih kecil)
·       Jeli
·       Sudip lidah
·       Senter
·       Spuit/alat suntik ukur 50-100 cc
·       Plester
·       Stetoskop
·       Handuk
·       Tisu
·       Bengkok
·       Bak instrument
Prosedur pelaksanaan:
1.      Dekatkan alat kesamping klien.
2.      Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.
3.      Cuci tangan
4.      Bantu klien pada posisi high Fowler.
Meningkatkan kemampuan klien untuk menelan.
5.      Pasang handuk pada dada klien,letakan tisu wajah dalam
jangkauan klien.
Agar tidak mengotori pakaian klien,pemasangan selang dapat menyebabkan keluarnya air mata.
6.      Memakai sarung tangan.
7.      Untuk menentukan insersi N6T, minta klien untuk rileks
dan   bernafas   normal   dengan   menutup   satu   hidung
kemudian mengulanginya dengan menutup hidung yang lain.
Selang mudah masuk melalui selang hidung yang lebih
paten.
8.      Mengukur panjang selang yang akan dimasukan dengan
menggunakan:
·         Metode Tradisional
Ukuran jarak dari puncak hidung ke daun telinga bawah dan ke prosesus xif oideus di sternum.
·         Metode hanson
Mual-mual   tandai   50  cm  pada  selang   kemudian
lakykan            pengukuran     dengan            metode tradisional.selang yang akan dimasukan pertengahan antara 50 cm dan tanda tradisional.
9.      Beri tanda pada panjang selang yang sudah diukur
dengan menggunakan plester.
10.  Oleskan jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm. Pelumasan   menurunkan   fliksi   antara   membrane   mukosa dengan selang.
11.  Ingatkan klien bahwa selang akan segera dimasukan dan   instruksikan   klien   untuk   mengatur   posisi   kepala ektensi,masukan selang melalui lubang hidung yang telah ditentukan.
Memudahkan masuknya selang melalui hidung dan memelihara agar jalan nafas tetap terbuka.
12.  Lanjutkan memasukan selang sepanjang rongga hidung.
Jika terasa agak tertahan, putarlah selang dan jangan dipaksakan untuk dimasukan.
13.  Meminimalkan selang dengan cara memutar dan sedikit menarik,ujung selang akan mudah masuk ke faring. 13.Lanjutkan      memasang      selang      sampai      melewati nasofaring.setelah melewati nasofaring (3-4) anjurkan klien untuk menekuk leher dan menelan.
14.  Dorong klien untuk menelan dengan memberikan sedikit air minum (jika perlu). Tekankan pentingnya bernafas lewat mulut. Menelan memudahkan lewat selang melalui orofaring.
15.  jangan memaksakan selang untuk masuk jika ada hambatan atau      klien terdesak , sianosi, entikan mendorong selang.periksa posisi selang di belakang tenggorok dengan menggunakan sudip lidah dan senter. Selang mungkin terlipat, menggulung dioro faring atau masuk ketrakea.
16.  Jika telah memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan, anjurkan klien rileks dan bernafas normal. Memberi kenyamanan dan mengurangi kecemasan.
17.  Periksa selang dengan:
·         Memasang spuit pada ujung NGT,memesang bagian diagfagma stetoskop pada perut di kuadran kiri atas klien  (lambung),kemudian  suntikan  10>20  cc udara bersamaan dengan ausf ultasi abdomen.
         Mengaspirasi   pelan-pelan   untuk   mendapatkan   isi lambung.
         Memasukan ujung bagian selang NGT dalam mangkuk yang berisi air.jika terdapat gelembung udara, selang masukan  ke dalam  paru-paru. jika   tidak terdapat gelembung udara, selang masuk ke dalam lambung.
Posisi  yang  tepat  penting  untuk  di  ketahui  sebelum memulai memasukan makanan.
18.  Alaskan alcohol pada ujung hidung klien dan biarkan
sampai kering.


Membatu melekatkan plester lebih baik
19.  Fiksasi selangh dengan plester dan hidari penekanan pada
hidung.
         Potong 10 cm plester,belah menjadi dua sepanjang 5 cm  pada  salah  satu   ujungnya.mesang  yang  tidak dibelah   pada   batang   hidung   klien   dan   silangkan plester pada selang yang keluar pada hidung.
         Tempelkan   ujung   N6T   pada   baju   klien   dengan memasang plester pada ujungnya dan pemitikan pada baju.
20.  Evaluasi klien setelah pasang NGT.          ...
21.  Rapikan alat-alat.
22.  Cuci tangan
23.  Dokumenkan hasil tindakan pada catatan perawatan.


OKSIGENASI

Pengertian
Memberikan tambahan oksigen pada klien yang membutuhkan.
Tujuan Kanul
·         Memberikan oksigen dengan konsentrasi relative rendah saat kebutuhan oksigen minimal.
·         Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.

Masker wajah
Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi dan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul.

Tenda wajah
         Memberikan kelembapan tinggi.
         Memberikan oksigen bila masker tidak ditoleransi.
         Memberikan oksigen aliran tinggi saat dihubungkan dengan system venture.

Fokus pengkajian
Tanda-tanda vital, hasil AGD > ( Analisis Gas Darah ), tanda hipoksia (misalnya,takikardi,takipnea, dan dispnea), tanda hiperkarbia (misalnya, hipertensi, sakit kepala, dan kurang istirahat), suara nafas, patensi nares jika nares kanul digunakan), status mental, tanda keracunan oksigen (misalnya iritasi trakea, batuk, dan penurunan ventilasi pulmo ).

Hal-hal yang perlu diperhatikan
Sebelum memberikan oksigen, cek
1.     Instruksi pemberian oksigen, termasuk alat pemberian dan
liter flow rate (L/min).
2.     Kadar oksigen (POg) dan karbo dioksida (PCO2) pada daraharteri (PaO2) normal 80-100 mmHg, PCO235-45 mmHg.
3.     Apakah klien menderita PPOM ( Penyakit Paru Obstruksi
Menahun).

Persiapan alat
KANUL
         Tabung oksigen dengan f lowmeter
         Humidif er dengan cairan steril , air distilasi atau air matang
sesuai dengan peraturan R5
         Nasal kanul dan selang
         Kasa, jika diperlukan
Masker wajah
         Tabung oksigen dengan f lowmeter
         Humidifer dengan cairan
         Masker wajah dengan ukuran yang sesuai
         Karet pengikat
Tanda wajah
         Tabung oksigen dengan f lowmeter
         Humidif er dengan cairan                                                               
         Tenda wajah sesuai ukuran
Prosedur pelaksanaan
1.      Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali) perintah pengobatan.
2.      Siapkan klien dan keluarga
·         Atur posisi klien semi-fowler jika memungkinkan.
Posisi ini memungkinkan ekspansi dada lebih mudah sehingga lebih memudahkan klien untuk bernafas. • Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya jika petunjuk keamanan diperhatikan dan akan mengurangi ketidak nyamanan akibat dispnea. Informasikan kepada klien dan keluarga tentang petunjuk keamanan yang berhubungan dengan pengguna oksigen.
3.      Atur peralatn oksigen dan humidifier.
4.      Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi.

·         Cek apakah  oksigen  dapat  mengalir  secara bebas  lewat selang.  Seharusnya tidak ada suara pada selang dan sambungkan tidak bocor.
Seharusnya terdapat gelembung udara pada humidifier saat oksigen mengalir  lewat air. Perawat merasakan oksigen keluar dari kanul ,
masker, atau tenda.
·         Atur oksigen dengan flowmeter sesuai dengan perintah, misalnya 2-6 L/min
5.      Pasang alat pemberian oksigen yang sesuai
Kanul
·         Letakan   kanul   pada   wajah   pasien,   dengan lubang   kanul   masuk   kehidung   dan   karet pengikat    melingkar    kepala    seperti    pada
gambar.Beberapa   model   yang   lain,   karet pengikat di tank di bawah dagu.
·         Jika kanul ingin tetap berada di tempatnya, plesterkan pada bagian wajah.
·         Alasi selang dengan kasa pada karet pengikat pada telinga dan pipi jika di butuhkan.

Masker wajah
·         Tempatkan masker kea rah wajah klien dan letakan dari hidung ke bawah.
·         Atur masker sesuai dengan bentuk wajah seperti pada  gambar.  Masker  harus  menutup  wajah sehingga  sangat sedikit oksigen yang  keluar
lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.
·         Ikatkan karet pengikat melingkar kepala klien sehingga masker lerasa nyaman.
·         Alasi karet di belakang telinga dan diatas tulang yang   menonjol.   Alas   akan   mencegah   iritasi karena masker.

Tenda masker
Tempatkan tenda pada wajah klien dan ikatkan melingkar pada kepala.
6.      Kaji klien secara teratur
Secara umum
·         Kaji tingkat kecemasan klien , warna mukosa, dan kemudahan bernafas saat di pasang alat.
·         Kaji klien dalam 25-30 menit pertama bergantung pada kondisi klien dan setelah itu ,kaji secara teratur.Kaji tanda-tanda vital, warna, pola nafas,
dan gerakan dada.
·         Klien secara teratur tanda-tanda klinis, seperti hipoksia, takikardi,  konfusi, dispnea, kelelahan, dasianosis. Lihat hasil AGD jika memungkinkan
Nasal kanul
Kaji hidung klien jika ada iritasi. Beri cairan lubrikan/pelumas jika dibutuhkan untuk melapisi membra mukosa.

Masker wajah
Inspeksi   kulit  wajah   bila  ada  basah/goresan  dan keringkan, rawat jika perlu.
7.      Inspeksi perawatan secara teratur.
         Cek liter flowmeter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit dan saat memberikan perawatan pada kiien.
         Pertahankan tinggi air di humidifier.
         Pastikan petunjuk keamanan  di ikuti.
8.      Catat    data    yang    revelan    pada    dokumentasi keperawatan.
Catat terapi dan semua hasil pengkajian keperawatan.

Fokus Evaluasi
Tanda-tanda vital, tanda hipoksia, hiperkarbia, suara nafas bilateral, kadar gas darah, warna kulit, kuku, bibir, telinga, dan membra mukosa pada hidung, mulut, dan faring, toleransi aktivitas tingkat kecemasan.


PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAN

Pengertian
Pemberian obat melalui jaringan atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit.
Tujuan
·         Mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain.
·         Memperoleh reasi setempat (tes alergi)
·         Membatu menegakkan diagnosis (penyuntikan zat kontras ).
·         Memberikan zat imunologi.

MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL
Persiapan alat
         Catatan pemberian obat atau kartu obat
         Ampul obat sesuai resep
         Spuit dan jarum yang sesuai
         Jarum steril ekstra jika perlu )
         Kapas alcohol
         Kasa steril
         Baki obat
         Gergaji ampul (jika perlu )
         Label obat
         Baki spuit
         Bengkok
         Sepasang sarung tangan
         Bak instrument
         Korentang + tempat

Prosedur pelaksanaan
1.      Cuci tangan.
2.      Siapkan alat-alat.
3.      Periksa label obat dengan catatan pemberian obat
sesuai dengan prinsip " lima benar".
4.      Lakukan perhitungan dosis sesuai kebutuhan.
5.      Pegang ampul dan turunkan cairan diatas leher ampul
dengan cara menjentikan jari tangan pada leher ampul
beberapa kali atau dengan cara memutar ampul dengan
tangan searah jarum jam.
Dengan cara ini, seluruh obat pada ampul akan turun pada bagian bawah dari ampul.
6.      Letakan kasa steril diantara ibu jari tangan Anda dengan   ampul   kemudian   patahkan  ampul   kea  rah menjauhi anda dan orang sekitar.
Kasa steril akan melindungi diri anda dari pecahan kaca ampul dan menjaga bagian dalam ampul tetap steril.Atau usapkan kapas alcohol disekitar leher ampul kemudian patahkan leher ampul kearah menjauhi anda dan orang sekitar anda. Jika ampul sulit dipatahkan dengan cara biasa, gunakan gergaji ampul.
7.      Buang leher ampul pada tempat khusus.
8.      Tempatkan ampul padapermukaan yang datar.
9.      Buka penutup jarum spuit kemudian masukan jarum ke dalam ampul tepat dibagian tengah ampul. Mencegah jarum menyentuh bagian tepi dari botol
ampul, mengurangi resiko jarum terkontaminasi.
10.  Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dengan dosis yang dibutuhkan
11.  Keluarkan jarum dari ampul, tutup kembali jarum spuit
dengan teknik yang benar.
12.  Jika terdapat gelembung udara pada spuit:
·         Pegang    spuit    secara    vertical    dengan    jarum menghadap keatas.
·         Tank pluger kebawah dan jentikan spuit dengan jari.
·         Dorong pluger perlahan ke atas untuk mengeluarkan
udara, tetapi jaga agar tidak mengeluarkan larutan.

13.  Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit, dibandingkan dengan volume yang di butuhkan.
14.  Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat.
15.  jika perlu, ganti jarum spuit yang baru jika obat
dapat mengiriyasi kulit.
16.  Beri label spuit dengan label obat yang sesuai.
17.  Tempatkan souit ( dalam  bak spuit ), kapas alcohol, dan kartu obat di atas baki.
18.  Buang atau simpan kembali peralatan yang tidak diperlukan.
19.  Cuci tangan.

MENYIAPKAN OBAT DARI VIAL
Persiapan alat
         Catatan pemberian obat atau kartu obat
         Vial obat sesuai resep
         Spuit dan jarum yang sesuai
         Jarum steril ekstra
         Kapas alcohol
         Baki obat
         Label obat
         Bak spuit
         Aquabides (jika perlu )
         Bengkok
         Sepasang sarung tangan

Prosedur pelaksanaan
1.      Cuci tangan.
2.      Siapkan peralatan.
3.      Periksa label vial dengan catatan obat atau kartu obat sesuai
prinsip" lima benar".
4.      Hitung dosis yang diperlukan. Jika perlu, rotasikan cairan
yang  ada  dalam  vial   dengan  menggunakan  tangan  agar
tercampur sempurna.
Tidak  boleh  mengocok  larutan dalam  vial  karena dapat menyebabkan larutan menjadi berbuih.
5.      Buka degel pada bagian tutup obat tanpa menyentuh bagian karet.
6.      Usap bagian karet tersebut dengan kapas alcohol.
7.      Buka tutup jarum.
8.      Masukkan udara ke dalam spuit sesuai dengan jumlah obat yang dibutuhkan.
9.      dengan hati-hati, masukkan jarum secara tegak lurus tepat ditengah-tengah karet dari vial.
10.  Injeksikan udara ke dalam vial, jaga agar ujung jarum spuit berada diatas permukaan cairan obat.
Udara yang dimasukkan ke dalam vial akan mempermudah penarikan cairon ke luar karena tekanan negative tidak akan terjadi di dalam vial. Ujung jarum dijaga di atas permukaan obat untuk menghindari terjadinya gelembung udara pada obat saat udara di masukkan ke dalam vial.
11.  Aspirasi sejumlah obat yang diperlukan sesuai dosis dengan menggunakan salah satu metode di bawah ini.
•    Pegang vial menghadap ke atas, gerakkan ujung jarum
ke bawah hingga berada pada bagian bawah cairan  obat. Kemudian tank pluger hingga spuit terisi cairan obat sesuai    dengan    dosis    yang    dibutuhkan.    Hindari penghisapan tetes terakhir dari vial.
Dengan meletakan vial menghadap ke atas pada saat mengaspirasi obat dab menyisakan sedikit cairan obat, partikel-partikei kecil atau benda asing tidak akan ikut masuk ke dalam spuit.
•    Pegang vial menghadap kebawah ( terbalik ), pastikan
ujung jarum berada di bawah cairan obat dan secara bertahap aspirasi cairan obat sesuai dengan dosis yang di butuhkan.
Mempertahankan ujung jarum berada dibawah cairan obat dan mencegah obat dan mencegah masuk ke dalam spuit.
12.  Pegang spuit dan vial setinggi mata.
Memastikan jumlah obat sesuai dengan kebutuhan. Jika terdapat udara pada bagian atas spuit, keluarkan udara yang ada dalam spuit tersebut ke dalam vial.


13.  Pada saat volume obat dalam spuit sudah tepat, maka cabut jarum dari vial dan tutup jarum dengan penutup jarum.
14.  Jika masih terdapat gelembung udara pada spuit:
         Pegang spuit secara vertical dengan jarum menghadap
ke atas.
         Tank pluger ke bawah dan jentikan spuit dengan jari.
         Dorong pluger perlahan ke atas untuk mengeluarkan
udara, tetapi jaga agar tidak mengeluarkan larutan.
15.  Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit,
bandingkan dengan volume yang di butuhkan.
16.  Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat.
17.  Ganti jarum spuit yang baru.
18.  Beri label spuit dengan label obat yang sesuai.
19.  Tempatkan spuit ( dalam bak spuit),kapas alcohol, dan kartu obat di atas baki.
20.  Buang   atau   simpan   kembali   peralatan  yang   tidak perlukan.
21.  cuci tangn


ELEKTROKARDIOGRAFI ( EKG )

Pengertian
Setiap denyut jantung adalah hasil dari implus listrik. Atau EK6 adalah suatu displai kerja listrik jantung.

Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya infark miokard atau jenis angina tertentu, disritmia, pembesaran jantung dan penyakit inflamasi jantung. Menilai efek obat-obatan dan mengidentifikasi ketidak keseimbangan elekrolit terutama kalsium dan kalium.
Peralatan
1.      Mesin EKG yang berkerja baik dan telah dikalibrasi.
2.      Jeli.
3.      Kapas alcohol.
4.      Kertas menyerap basa atau kasa basah
5.      Manset 4 buah
6.      Kabel arde
Prosedur pelaksanaan
1.      Mencuci tangan.
2.      Menjelaskan tujuan pemeriksaan EKG lengkap kepada klien.
3.      Menjaga  situasi  untuk  tetap  menghargai   klien  (  ruang tertutup bagian klien yang tidak diperiksa tertutup ).
4.      Membersikan area yang akan dipasang elektroda.
5.      Menyambungkan mesin EKG ke stop-kontak.
6.      Memasang sebuan manset pada setiap ekstremitas.
7.      Menyambung kabel elektroda ke manset sesuai warna yang
akan ditentukan atau tanda khusus yang ada.
a.       Tanda warna kabel elektroda EKG
b.      Merah : tangan kanan
·         Kuning : tangan kiri
·         Hijau : kaki kri
·         Hitam :kaki kanan
8.      Meletakan pompa elektroda pada posisi yang ditentukan.
9.      Membuat kalibrasi setinggi 1 cm dan rekam irama jantung
dari lead I sampai V6 ( seluruhnya 12 lead ), lalu buat kalibrasi kembali.
10.  Merapikan alat-alat dan klien.
11.  Mengkaji kembali kondisi klien.
12.  Mendokumentasikan prosedur dan respons klien pada catatnan klien.
Letak pompa elektroda
·         VI: Interkostal ke-4 kanan
·         V2 : Interkostal ke-4 kiri
·         V3 : Interkostal ke-4 dan -5 antara V2-V4
·         V4 : Interkostal ke-5 kiri
·         V5 : sejajar V4 garis mid-klavikula
·         V6 : sejajar V5 garis anterior aksilla


ELEKROKARDIOGRAFI PEMANTAU-KONTINU

Pengertian
Pemantau jantung merupakan suatu alat pemantauan irama jantung yang dapat digunakaan secara terus menerus selama klien dirawat atau selama diperlukan pemantauan.
                                                                                                               .
Tujuan
Tidakan ini untuk mengidentifikasi disritmia agar dapat menentukan intervensi dini
Peralatan
1.      Kapas alcohol
2.      Alat cukur
3.      Kertas elektroda basah atau jeli
4.      Plester/mikrophore
5.      Monitor yang berkerja baik
6.      Kabel elektroda lengkap dengan konektor
Prosedur pelaksanaan
1.      Mencuci tangn.
2.      Menjelaskan tujuan pemasangan monitor jantung kepada
klien dan keluarganya.
3.      Membersihkan atau cukur area lokasi elektroda didada yang
berambut ( segitiga einthoven ).
4.      Memasang elektroda pada posisi gelombang  R tertinggi
setelah elektroda diberi jeli.
5.      Mengeset alarem, suara monitor.
6.      Merapikan kembali alat-alat.
7.      Menilai kembali kondisi klien.
8.      Mendokumentasikan prosedur dan respon klien pada catatan
klien.


PENGHISAPAN LENDIR ( SUCTION )

Pengertian
Penghisapan lender ( suction ) merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan secret atau lender secara mandiri dengan menggunakan alat penghisap.
Tujuan
1.      Membersihkan jalan naf as.
2.      Memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Alat dan Bahan
1.      Alat    penghisap    lendir    dengan    botol    berisi    larutan desinfektan.
2.      Kateter penghisap lendir steril.
3.      Pinset steril.
4.      sarung tangan steril.
5.      dua kom berisi larutan aquades atau NaCI 0,9% dan larutan desinfektan.
6.      Kasa steril
7.      Kertas tisu
8.      Stetoskop.
Prosedur kerja
1.      Jelaskan prosedur yang akan di laksanakan.
2.      Cuci tangan                                                                                    .
3.      Tempatkan pasien pada posisi telentang dengan kepala miring
kea rah perawat.
4.      Gunakan sarung tangan.
5.      Hubungkan kateter penghisap dengan selang alat penghisap.
6.      Mesin penghisap dihidupkan.
7.      Lakukan  penghisapan   lendir   dengan   memasukan   kateter
penghisap ke dalam kom berisi aquades atau NaCI 0,9% untuk
mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis).
8.      Masukan kateter peenghisap dalam keadaan tidak menghisap.
9.      gunakan alat penghisap dengan tekanan 110-150 mmHg untuk
dewasa, 95-110 mmHg untuk anak-anak, dan 50-95 mmHg
untuk bayi ( potter dan Perry, 1995).
10. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15 detik.
10.  Bilas kateter dengan aquades atau NaCI 0, 9%.
11.  Lakukan  penghisapan antara     penghisapan  pertama dengan berikutnya. Minta pasien untuk bernafas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami distres pernafasan, biarkan istirahat   20-30   detik   sebelum   melakukan   penghisapan berikutnya.
12.  Setelah selesai, kaji jumlah,konsistensi, warna, bau secret, dan respon pasien terhadap yang dilakukan.
13.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.



ii
 

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. Artikel Kesehatan | Kembali ke Atas
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger