Home » » PELVIC INFLAMMATORY DISEASE

PELVIC INFLAMMATORY DISEASE


BAB I
PENDAHULUAN

Infeksi tinggi berasal dari Tuba, Uterus, ovarium, para metrium, peritoneum golongan ini disebut “Pelvic INflamatory discase”.
Batas antara kedua golongan ini ialah ostium uteri internum. Infeksi tinggi sangat besar pengaruhnya pada kesehatan karena dapat menimbulkan infertilits, perlekatan-perlekatan. Pada umumnya, infeksi tinggi terjadi sekunder dari infeksi rendah karena perjalan keatas.
Pada infeksi tinggi, tubalah yang terkena dan infeksi tuba dapat merambat ke ovarium dan peritoneum pelvis, sedangkan uterus sendiri agak immune terhadap infeksi atau tidak seberapa dipengaruhi infeksi pada infeksi alat kandungan gonoccus masih merupakan penyebab yang terpenting.


BABII
PEMBAHASAN

INFEKSI TINGGI (PELVIC INFLAMATORY DISEASE = PID)
Termasuk :                                                            
-      Endometritis / endometrium .                
-      Metritis / miometritis                              
-      Parametritis / parametrium/ tuba
-      Salpingitis / pyosalpnx / tuba
-      Oophoritis  /pyovarium à mengenai ovarium
Salpingitis dan oophoritis disebut "adnexitis"
-      pelveoperitonitis.
Radang tinggi biasanya disebabkan karena nainua  infeksi yanp tadinya bersarang pada tractus genetalis bagian  bawah.. (peradangan daerah) Yang paling sering terkena ialah tubae yang kemudian merambat ke ovaria atau ke peritonetim panggul kecil. Uterus sendiri biasanya resistent ferhadap infeksi.

Pembagiaan:
a)      Radang akut:         
 disebabkan oleh:                       
-      gonorrhoe (60% disebabkan Go).
-      kuman-kuman   lain:   streptococcus   aerob   maupun   yang
anaerob staphylococcus.
b)      Radang kronis : dari radang akut,
 Naiknya infeksi dipermudah oleh:
1.      Menstruasi (sering radang tinggi timbul setelah menstruasi)  
2.      Partus atau abortus
3.      Operasi ginekologis                                                      
Berturut-turut terjadi :
-        Endometritis
-        salpingitis, adnesitis yang dapat menimbulkan infertilitas atau kehamilan ektopik.
-        pelveoperitonitis   dengan   akibat   perlekatan-perlekatan   atau
abses,           


1.      ENDOMETRIDS.    
A.  Endometritis Akut
Terutama terjadi   postpartum   atau   postabortum. Pada endometritis post partum regenerasi endometrium selesai pada hari ke 9, sehingga endometritis postpartum pada umum-nya terjadi sebelum hari ke 9. Endometritis  postabortum   teru­tama terjadi pada abortus, provocatus. Endometritis juga dapat terjadi pada masa senil.  
Gejala-gejala.                                                             
-      demam
-        lochea  berbau:   pada  endometritis    postabortum    kadang-
kadang keluar Flour  yang purulent.
-        lochia lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi.
-        kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau penme-
trium tidak ada nyeri.
T e r a p i:
-        uterotonika
-        istirahat, letak Fowler        
-        antibiotika
-        endometritis   senilis   perlu   dikuret   untuk   menyampingkan
corpus carcinoma. Dapat diberi oestrogen.
B. ENDOMLTRITIS KRONISA.    
G e j a 1 a :     
-        fluor albus yang keluar dari ostium
-        kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi.   .
T e r a pi:
-        perlu dilakukan kuretase untuk DD dengan carcinoma corpus uteri, polyp atau myoma submucosa. Kadang-kadang dengan kuret ditemukan endometritis tuberculosa.
-        Kuretase   juga bersifat therapeutic.
2.  MYOMETRITIS:                              
Biasanya tidak berdiri sendiri tetapi lanjutan dari endometritis, maka gejala-gejala dan terapinya seperti endometritis. Diagnosa hanya dapat dibuat secara patolog-anatomis.

SALPINGITIS   AKUT.                   
Salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama  adnexhis.
Paling sering disebabkan oleh gonococcus, di samping itu oleh staphylococ, streptococ dan bac tbc.
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
a), naik dari cavum uteri.
b). menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari appendix yang meradang.
c). haernatogen terutama salpingitis tuberculosa.
Salpingitis biasanya bilateral.    

Gejala – gejala sebagai berikut
-        demam tinggi dengan menggigil, pasien sakit keras.
-        nyeri kiri dari kanan diperut bagian bawah terutama kalau ditekan.
-        defense ki dan ka di atas lig Poupart.
-        mual dan muntah ; jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsangan peritoneum.
-        kadang-kadang ada tenesmi ad anum karena proses dekat pada rectum atau sigmoid.
-        toucher:     nyeri kalau portio digoyangkan
nyeri kiri dan kanan dari uterus.
kadang-kadang ada penebalan dari tuba. tuba yang sehat tak dapat diraba.
Harus diketahui bahwa tekanan pada ovarium selalu menimbulkan nyeri walaupun tidak meradang.
menorrhagi dan dysmenorrhoe.                                             
Sekunder biasanya terjadi oophoritis. Salpingoophoritis lebih sering disebut adnexitis.
Karena adnexitis, terjadi perlekatan dengan usus yang dapat diraba sebagai tumor. Jadi tumor ini merupakan touof radang dan disebut "aduex tumor". Tumor dari ovarium sendiri disebut tumor ovarium.
Kadang-kadang terjadi pyosalpinx dan pyovarium dan setelah pus diabsorpsi terjadi hydrosalpinx.
Kalau tekanan dalam hydrosalpinx cukup besar maka cairan dapat   mencari   jalan  ke   dalam cavum uteri, maka sekonyong-konyong   keluar   cairan   dari   genitalia   penderita. (hydrops tubae profluens). Kejadian ini dapat berulang.
Kalau nanah masuk ke dalam rongga perut melalui ostium tubae abdominale maka terjadilah pelveoperitonitis atau Douglas abses. Douglas abses dan peritonitis kadang-kadang terjadi karena pyosalpinx pecah walaupun ini ja-rang terjadi.
Peritonitis gonorrhoica mempunyai tendens untuk tetap terlokalisasi tidak menjadi peritonitis umum. Pada salpingitis gonorrhoica tubae yang menjadi berat jatuh dalam cavum Douglasi dan menimbulkan xetroflexio uteri fixata. Kalau ini terjadi maka pada toucher cavum Douglasi nyeri tekan. dan juga pada coitus penderita mengalami perasaan nyeri (dyspareunia).
DD :       
1.  kehamilan ektopik : biasanya tidak ada demam. LED tidak
meninggi dan   lekositose   tidak seberapa.
Kalau test kehamilan positif (Galli Mainini) maka adnexitis dapat dikesampingkan tapi kalau negatif keduanya mungkin.
2.  Appendicitis:    tempat    nyeri    tekan    lebih    tinggi     (Me.
Burney).                                        

T e r a p i:                                                   
-        istirahat, broad spectrum anlibiotica dan corticosieroid.
-        usus harus kosong.
                                                                   
ADNEXITIS   KRONISA
Adnexitis    kronis    terjadi:                                             
a)  Sebagai lanjutan dari adnexitis akut
b).  dari  permulaan  sifatnya   kronis   seperti  adnexitis  tubercolosa.


Gejala-gejala.      
-      anamnestis telah mendeiita adnexitis akut.
-      nyeri di perat bagian bawah ; nyeri ini bertambah sebelum
dan sewaktu haid. Kadang-kadang nyeri di pinggang atau
waktu buang air besar.
-      dysmenorrhoe       
-      menorrhagi                
-      infertilitas.     
Diagnosa.     
Dengan toucher dapat teraba adnex tumor.
Adnex tumor ini dapat berupa pyosalpinx atau hydrosalpiruc. Karena perisalpingitis dapat terjadi perlekatan dengan alat-alat sekitarnya. LED meninggi dan biasanya ada leko dan lymphocytosis. Salah satu bentuk yang khas ialah yang disebut salpingitis Isthmuca aodosa dimana proses radang hanya nampak pada pars isthmica berupa tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma.
 virqo harus rnenimbulkan kecurigaan
pada adnexitis tuberculosa,.
DD:
Kalau adnex tumor bilateral maka diagnosa boleh dikatakan
pasti.
Adnex tumor yang unilateral harus dibedakan dari:           
-        appendicitis chronica                                    
-        kehamilan ektopik yang terganggu (abortus tubair).
Terapi:               
-        antibiotika dan istirahat                                
-        UKG                                                            
-        kalau tidak ada perbaikan dipertimbangkan terapi operatif.


4.  PASAMETRITIS (CELLULIT PELVICA).
Porametritis ialah radang dari jaringan longgar di dalam liga
latum.                                                     
radang ini biasanya unilateral.
Etiologi
Parametritis dapat terjadi:
a), dari endometritis dengan 3 care :                        
  per   continuitatum:    endometritis   —   metritis   —   para­
metritis.               
  lymphogen                                     
— haematogen: phlebitis — periphlebitis — parametritis.
b). dari robekan cervix.
c). perforasi uterus oleh alat-alat (sonde, kuret, IUD).
Gejala-gejala:
-        Suhu tinggi dengan demam menggigil
-        Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum,  seperti muntah, defense dll.    
Diagnosa:
-        setelah   beberapa   lama   dengan    toucher   dapat    diraba
infiltrat   yang   keras   yang   sampai   ke   dinding   panggul.
Infiltrat ini lebih jelas teraba dengan toucher rectal.
-        uterus terdesak ke fihak yang sehat.
Penyulit:                           
  parametritis akut dapat menjadi bronis dengan eksaserbasi
yang akut.
  dapat terjadi thrombophlebitis.
Thrombophlebitis pelvica ini dapat menimbulkan emboli.
— dapat timbul  abses   dalam parametrium.
Maka timbullah  demam  intermittens dan infiltrat menjadi
lunak dan ada fluktuasi (pada toucher). Abses   ini harus dipunksi melalui cayum Douglasi atau di atas lig inguinale.                      

DD.
  Adnexitis:
infiltrat lebih tinggi dan tidak sampai ke dinding panggul: biasanya bilateral. Te r a p i: antibiotika — resorptif.
5.  PELVEOPERITONITIS (PERIMETRITIS).      
Biasanya terjadi sebagai lanjutan dari salpingoophoritis. Kadang-kadang terjadi dari endometritis atau parametritis.
Etiologi:
—   GO       
  sepsis (portpartum dan potsabortum)             
  dari appendicitis.
Pelveopexitonitis dapat menimbulkan perlekatan-perlekatan dari alat-alat dalam rongga panggul dengan akibat. perasaan nyeri alau ileus.
Dapat dibedakan 2 bentuk :
1.      bentuk    yang   menimbulkan   perlekatan-perlekatan    tanpa pembentukan nanah.
2.      bentuk   dengan   pembentukan   nanah   yang   menimbulkan Douglas  abses.
A. PELVEOPERITONITIS   AKUT :
G e j a l a :
— Nyeri di perut bagian bawah
D i a g n o s a:
— pada toucher teraba infiltrat dalam cav. Douglasi, tapi kadang-kadang hanya ada penebalan lipatan cav.  Douglasi, yang teraba sebagai pinggir yang keras.
Sebagai akibat pelveoperitonitis dapat terjadi Douglas abses. Douglas abses ini dapat pecah ke dalam rectum atau ke da­lam fornix posterior vaginoe.
Douglas   abses  dapat terjadi karena :                  
-        nanah yang keluar dari salpingilis
-        pyosalpinx yang pecah
-        haematocele relrouterina yang berinfeksi
-        abses ovarium yang pecah     
-        dari   abses   appendiculer
-        pelveoperi.tonitis purulenta    
-        perforasi usus pada typhus abdominalis
-        Terutama di negara yang sedang berkembang.
Gejala:                                                                       
  demam intermittens: pasien menggigil.
  tenesmi ad anum.                                                         
Diagnosa:
  pada toucher teraba tahanan yang kenyal yang berfluktuasi
dalam cav. Douglasi dan yang nyeri tekan.
  LED tinggi, gambaran darah toksis.
DD.
  haematocele retrouterina : terjadi lambat laun dan setelah beberapa lama menjadi keras.
  tumor-tumor retrouterin : biasanya batas-batasnya jelas ka dang-kadang dapat digerakkan.
  abses     dalam   parametrium:   terletak   di   luar   lig  sacrouterinum, Douglas abses  terletak antara lig sacro uterinum.

Prognosa pelveoperitonitis
Jauh lebih baik dari peritonitis umum.
Biasanya terjadi pembatasan.
Prognosa   buruk   pada   pelveoperitonitis   septika   dan   kurang buruk pada pelveoperitonitis gonorrhoica.
Pelveoperitonitis dapat menyebabkan retroflexio uteri fixata.
Terapi:
  broad spectrum antibiotica
  istirahat dalam letak Fowler
  obat untuk mengurangi rasa nyeri
  infus untuk mempertahankan balans elektrolit
  dekompresi dengan Abott Miller tube
— pada Douglas abses   dilakukan kolpotomia posterior.
Kalau setelah kolpotomi tidak segera ada perbaikan harus dicari  sebab-sebab  exfragenital,  Misal:  perforasi  usus  karena typhus abdominalls.                                       
Etiologi
Gonorrhoe  disebabkan oleh qonococcus yartq bersifat  diplococcus.
Gonococcus dapat memasuki selaput lendir yang utuh dan berkembang biak intra dan subepitelial,
Gonococcus terutama terdapat pada epitel yang sekretoris dan hanya pada keadaan tertentu memasuki epitel gepeng berlapis banyak. Dalam sekret, gonococcus terdapat intracelluler jadi di dalam lekosit  dan sel  epitel  dan  gonococcus  bersifat  gram  negatif. Infeksi   terjadi   oleh   coitus   dengan   pria   yang   mengandunggonococcus dalam alat kelaminnya atau saluran kencingnya.
Jarang sekali terjadi infeksi dengan perantaraan alat, handuk. dll.

Gejala:                    
— Pada coitus maka eyaculat yang mengandung gonococcus
berhubungan dengan vulva, vagina dan portio.
Gonococcus dapal memasuki muara urethra,  saluran Bar-tholini, canalis cervicalis dan rectum.
Pada wanita biasanya tidak sanggup memasuki selaput len­dir epitel gepeng berlapis banyak dari vulva dan vagina. Hanya pada anak-anak, pada wanila tua dan dalam kehamilan dapat menimbulkan vaginitis dan vulvitis. Mula-mula terjadi infeksi rendah, tetapi sesudah menstruasi, abortus dan persalinan, kuman tersebut dapat naik ke atas dan menimbulkan infeksi tinggi.
  Beberapa jam setelah coitus maka pada wanita yang kena
infeksi Go tinibul perasaan panas waktu kencing disebabkan radang urethra dan kelenjar paraurethrales.   Kemung kinan  infeksi  di   tempat-tempat  ini  terutama  terjadi  pada virgo karena introitusnya sempit hingga emissio penis agak sukar.                               
  Kalau cervix yang terserang, yang terutama terjadi pada
multiparae karena introitusnya longgar maka setelah bebe­
rapa hari timbul fluor yang bersifat nanah dan berwarna
hijau kuning. Fluor ini kemudian dapat menginfeksi urethra
dan kelenjar paraurethrales.
Pada infeksi Go yang baru maka terjadi,
Urethritis                             95%     
Cervidtis                              80%     
Baxtholonitis                       20%
Proctitis                               10%
— Kalau radang naik maka terjadi endometritis gonorrhoica,
salpingitis gonorrhoica dengan gejala sakit di perut bagian
bawah, demam tinggi dan gejala perangsangan peritoneum
lainnya. Biasanya ostium abdominale tubae tertutup hingga perito­nitis gonorrhoica jarang terjadi. Selanjutnya dapat terjadi pyosalpinx dan tuboovarial  abses.
  Pada anak-anak dapat terjadi vaginitis  gonorrhoica infan tum sedang pada wanita dalam menopause dapat terjadi vaginitis gonorrhoica senilis.
  Kalau  flour berlangsung  lama  dapat  terjadi  condylomata
acuminata pada vagina, vulva dan sekitarnya.
  Anak yang lahir dari ibu yang menderita Go dapat men-
derita   conjunctivitis   gonorrhoica,   yang   dulu   merupakan
sebab penting dari kebutaan.
Dengan profilakse dari Crede, infeksi ini dapat dicegah.

Diagnosa:
Wanita yang mengeluh tentang perasaan panas waktu kencing harus diperiksa alat kemaluannya.
Biasanya  terdapat  kemerahan  pada  daerah   sekitar   orificium urethrae dan pada muara kelenjar Bartholini. Dari urethra terlihat keluarnya sekret bernanah terutama kalau urethra dipijat dengan jari dari atas ke bawah. Dalam   vagina   terdapat   banyak   fluor  yang  berwarna   hijau kuning dan dari cervix yang berwarna merah menyala keluar nanqh.
Dengan lidiwatten yang steril dibuat sediaan apus dari sekre! urethja dan cervix dengan diwarnai secara Gram. Kalau terda­pat diplococcus seperti buah kopi yang letaknya intracelluler maka besar kemungkinannya Go yang kita hadapi. Kadang-kadang untuk diagnosa pasti diperlukan pembiakan. Gonorrhoe dapat menjadi kronis akan tetapi tidak menimbulkan kekebalan.
Diagnosa gonorrhoe yang menahun hanya  dapal  ditegakkan dengan pembiakan.
Ter a pi:                                                 
Depo penicillin   1  juta S  sehari  selama  4 — 5 hari  (sekaligus infeksi lues dapat disembuhkan).
Kalau pasien tidak tahan penicillin diberi streptomycin 1 — 2 gram atau terramycin.

TBC ALAT KANDUNGAN.                     
Etiologi:    
tbc alat kandungan terutama terjadi secara haematogen dari
sarang primernya.                              
Sarang primer Ini biasanya terletak: di paru-paru, kelenjar hilus atau usus.
Maka pada tbc alat kandungan perlu dicari sarang primer ini (dengan thorax foto).
Frekuensi tbc alat kandungan di negara kita kira-kira tinggi karena tbc masih merupakan penyakit penting, berlcdnan de­ngan negara-negara yang iudah maju yang sudah berhasil memberantas penyakit tbc.
Tbc alat kandungan pada umumnya dimulai dan berasal dari salpingitis tuberculosa yang terjadi secara haematogen. Kemu-dian terjadi infeksi yang descendens menimbulkan endometritis dan cervicitis.
Kadang-kadang terjadi infeksi primer dari cervix karena per-setubuhan kaiau suami menderita epididymitis tbc. luga diduga bahwa peritonitis tuberculosa terjadi sekunder dari salpingitis tuberculosa.
Kadang-kadang (10%) disertai infeksi alat uropoetis.   
Geejala-gejala:
Gejala-gejala klinis tidak karakteristik, biasanya penderita lekas merasa lelah, suhu subfebril, keluarnya keringat malam, kadang-kadang ada kelainan haid.
TBC dari tuba.
Salpingitis tbc merupakan 5 — 50% dari semua salpingitis terutama di daerah dimana terdapat malnutrition dan tarai kehidupan yang masih rendah.
Salpingitis tbc ini dapat terjadi secara:          
a.  haematogen dari sccrang  primer terutama para-para atau
b.  dari peritoneum
Salpingitis tuberculosa biasanya bilateral.
Yang terkena biasanya bagian ampulla dan bagiccn tengah .iU€r:j s&dangkan pars Isthmica lebih jarang terkena.
                                                                   
Dapat dibedakan 2 bentuk :       
a)      Kalau daya tahan cukup, terjadi proses proiuktif yang lokal (adhesif  atau  fibrotik):  di beberapa  tempat  tuba tertutup. oleh  jaringan  granulasl  sehingga  tuba  berbentuk kalung manik-manik.
Ujung tuba abdominal biasanya tertutup seliingga penjalaran ke peritoneum kecil kemungkinannya. Ujung tuba kadang-kadang berbentuk kantung tembakau (tobacco pouch). BD; tumor tuba (tumor tuba jarang sekali).
b)      Kalau daya tahan kurang terjadi bentuk eksudatif.
Tuba membengkak dan bentuknya seperti worst yang berisi pus kental seperti klju kental (caseosa). Hampir tidak ada
jaringan granulasi.                      
Bentuk ini dapat pecah ke dalam cavnm uteri dan menimbul-kan endometritis tuberculosa atau ke dalam rongga pemt dan menimbulkan peritonitis tuberculosa

Endometritis tuberculosa:                                       
terjadi sekunder terhadap salpingitis tbc. Pada pemeriksaan PA terdapat tuberkel-tuberkel dengan sel-sel epiteloid dan sel  _   raksasa, sering ada hyperplasia  glandularis.
Pada  menstruasi,   stratum   functionalis  dicampakkan  dengan akibat:
1)      Darah menstruasi mengandung kuman tbc jadi infektieus.
2)      Tuberkel harus dibentuk baru maka baru diketemukan
dalam stadium sekresi, tidak akan diketemukan post-
menstruil. 
Kalau   seluruh   endometrium   ialah   stratum   functionalis   dan  stratum basale sakit, maka dapat timbul amenorrhoe. Kadang-kadang    endometritis    dan    salpingitis    tuberculosa  !-. berjalan  dengan tenang  sehingga  gejala  satu-satunya  ialah infertilitas.
Tbe ovarium selalu bersamaan dengan salpingitis tbc.
Cervicitb tuhereulasa jarang terjadi, Kalau tgrjadi juga, maka timbul sekunder terhcdap salpingitis tuberculosa walaupun sekali-sekali langsung korena coitus. Dapat menyerupai tumor  yang mudah berdarah dan perlu dibedakan dafl carcinoma
cervicis.
Pada valva dan vagina dapat timbul ulcera tuberculosa

D i a g n o s a :                         
Diagnosa tbc alat kandungan sulit.
Penting sekali artinya kalau didahului proses aktif di tempat
lain dan adanya tumor etdnexa yang tidak dipengaruhi olch
terapl biasa.                                                                              
Tumortor adnexa virgo menimbulkan kecurigaan akan tbc.
Diagnosa dapat ditegakkan dengan dua cara .                  
1.  Cara bakteriologis.
a.       dan darah haid : darah haid dibiakkan atau disuntikkan kepada binatang percobaan.
b.      dari endometrium  hasil kuretase dibiakkan,
2.  Cara histologis
Dari hasil kureiase yang dilakukan pada masa presnenstrail. Juga tuba yang diangkat dapat membuktikan adanya TBC secara histologis.

Terapi
-    istirahat    
-    perbcikan gizi        
-    tuberculosSatica : streptomycin, 1NH, TB1 (thiossmikcirbazon),
-    terapi operatif dilakukan kalau dengan chemoterapi yang
intenslf tumor adnexa tetap ada.


flAJQR ALBUS (LEUCORRHOE).      
Fluor albus bukan penyakit melainkan gejala dan merupakan gejala yang paling sering kita jumpai dalam ginekologi. Yang dinamakan. fluor albus ialah cairan yang keluar dari vagina yang bsrsifat berlebihan dan bukan merupakan darah. Secara normal selalu seseorang wanita mengeluarkan cairan dari alat kemaluannya yang berasal dari:
-    transudat dinding vagina
-    lendir cervix
-    lendir kelenjar-kelenjar Bartholini dan Skene.

Flour albus dapat disebabkan karena :
-    infeksi yang biasanya menimbulkan iluor yang beiwarna
kuning atau hijau.
-    bertambahnya sekret yang normal, sifatnya jernih.
-    Cairan tersebut di atas disebut luar biasa kalau:
-    Menimbulkan bercak-bercak pada celana (berwarna kuning
atau hijau).
-    Berbau
-    Menyebabkan keluhan-keluhan sepeTti perasaan gatal dan
panas pada vulva.

Asal Fluor;   
-    Vulva : sekret dalam vulva dihasilkan oleh kelenjar-kelsnjar
Bartholini dan Skene, Sekret ini bertambah pada perang sangan.. misainyc sewaktu coitus.
Kalau   kelenjar-kelenjar  tsb.   di   atas  meradang  misalnya karena  infeksi dengah gonococcus,  maka  sekret  berubah menjadi fluor       
-    Vagina:  vagina  tidak mempunyai  kelenjar  dan dibasah oleh cairan transudat dan oleh lendir dari cervix. PH dalam vagina ±  5 (lima) disebabkan karena kegiatan   basil  Doderlein  yang  mengubah  glycogen  yang  terdapet dalam epitel vagina menjadi acidum laciieum.
Dalarn    kehamilan     cairan     vagina    bertambah     secara fisiologis.


-    Cervix: s&kret cervix yang normal berslfat jernih, liat dan
alkalis.
-    Sekret    ini    dipengaruhi    hormon-hormon    ovarium    baik kwantitas maupun kwalitasnya.       Sekret   bertambah    juga    pada   infeksi    (cervicitis)    yang dipermudah  kejadiannya  oleh  robekan  cervix  dan  tumor cervix.        
-    Corgus uteri : hanya menghasilkan sekret pada fase post
ovulatoar.
Sekret bertambah pada endometritis   akut, kalau ada sisa placenta, polyp, myoma submucosa dan carcinoma.
-    Tuba:     walaupun    jarang    mengeluarkan    fluor     albus,
kadang-kadang terjadi pada hydrosalpinx profluens.

Sebab-sebab fluor albus:                  
1.      Konstitusionil: pada keadaan  astheni,  anaemia,  nephritis
kronis dan pada bendungan umum. (decompensatio cordis, cirrhosis hepatis).      
2.      Kelainan endokrin seperti pada functional bleeding (kadar
 oestrogen tinggi), pada kehamilan (karena hydraemia dan
pengaruh endokrin).
3.      Infeksi: a) Vuvitis - vulvovaginitis.
       b) Vaginitis. (kolpitis)                    
                 c) Cervicitis
        d) Endojnetritis
                  e) Salpingitis,            
a)      Vulvitis :                                  
disebabkan oleh:                     
-     kuman-kuman:   streptococcus,   staphylococcus,   haemo-
 philus vaginalis, bacil tbc, bacil coli.
-     protozoa: trichomonas vaginalis    
-     fungus: monilia    :
-     cacing: oxyuris (pada anak)        
b)      Vaginitis:  vagina pada wanita   dewasa   aqak   resistant terhadap-infeksi yang ditimbulkan oleh:
bacil Doderlein.
micrococcus catarrhalis
bacil coli
Kemungkinan infeksi lebih besar pada anak dan wanita dalam menopause (vaginisis senilis).
c)      Cervicitis : oleh qonococcus. staphylococ dan streptococ. Ada peradangan dan kelenjarnya akan berbentuk cairan dan bergelembung (ovulanaboti)
d)     Endometritis : terutaina terjadi kalau  ada sisa placenta atau neoplasma.
e)      Salpingitis:    gonococ,    streptococ,    staphylococ,    bac    tbc.
4.      Sebab-sebab lain seperti :
Corpus allienum :                                  
  pessarium
  rambut kemaluan
  lambut wol
  kain atau kapas
Alat-alat atau obat-obat kontrasepsiFistula (fistula vesicovaginalis, fistula rectovaginalis).
Diagnosa.
Diagnosa sebab fluor albus dapat dicari dengan memperoleh
  anamnesa:    apakah ada partner dengan gonorrhoe
  keadaan umum
  pemeriksaan dalam                                               
  pemeriksaan mikrobiologis dan bakteriologis.     
Cairan yang seperti susu biasanya berasal dari vagina.
Cairan yang liat mucopurulent berasal dari cervix.               
Cairan yang purulent biasanya disebabkan gonococcus.      
Cairan yang membuih oleh trichomonas.                  
Zat seperti kiju oleh monilia, biasanya disertai gatal yang sangal.
Cairan yang jernis terdapat pada astheni.
Fluor bercampur darah terdapat pada malignitas, endomeftitls
senilis.
BAB III
PENUTUP

Pelvic inflammatory dapat dicegah dengan perawatan dasr (personal hygiene) pada vagina. Karena pabila vagina dilindungi terhadap infeksi tidak akan menjalar ketas atau bagian-bagian dalam alat reproduksi wanita.
Maka dari iru, perawatan yang paling dasar sekalipun sangat penting dan paerlu diperhatikan agar alat reproduksi tetap sehat.


0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. Artikel Kesehatan | Kembali ke Atas
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger